Thursday, November 11, 2010

SCIENCE FOR CHILDREN PLAY EARLY AGE 3

MAKING GUITAR STYROFOAM


MATERIALS

1. Styrofoam food boxes.
2. Rubber
3. Chopsticks
4. Carton duplex
5. Insulation paper
6. Cutter


HOW TO MAKE

1. Ask your parents or your teacher for help to pierce the lid styrofoam food boxes by using the cutter.
2. Lock the lid of the box of food using the insulation paper.
3. Circle the food box with 3-4 rubber. Adjust the distance between the rubber so as not to get too close.
4. Insert two chopsticks on the left and right of the hole for the rubber does not touch the food box.
5. Make a handle using a cardboard guitar with duplex.
6. Attach the handle of a guitar with paper insulation on the food boxes.
7. Guitar styrofoam is ready.


SCIENCE ACTIVITIES

1. Petiklah your guitar. Where the rubber-voiced higher and harder?
2. Now pull karetmu thus have different tensions. Which rubber produce the highest sound?



Adapted from the book Understanding of Science (Tim DoctoRabbit)

SCIENCE FOR CHILDREN PLAY EARLY AGE 2

MAGIC DOUGH


MATERIALS

1. Flour corn (maize)
2. Water
3. Bowl
4. Food coloring
5. Spoon


HOW TO MAKE

1. Enter the cornstarch into the bowl.
2. Little by little put water into the bowl while stirring with a spoon until all flour wet.
3. Add coloring to taste. Stir until smooth.


SCIENCE ACTIVITIES

1. Take fistful of dough with your left right. Then, diamkanlah dough in your hand for a few moments. What happens to the batter?
2. Take handfuls of dough again with your right hand. Then, squeeze, squeeze firmly. What happens to the batter?
3. Open your right hand and diamkanlah dough for a few moments in your hand. What happens now?
4. Can you tell me what you feel in tananmu when you knead the dough and when you do not knead the dough?



Adapted from the book Understanding of Science (Tim DoctoRabbit)

Simak

Baca secara fonetik

Kamus - Lihat kamus yang lebih detail

SCIENCE FOR CHILDREN PLAY EARLY AGE 1

MAKE PARFUM


MATERIALS

1. Alcohol
2. Candle
3. Matches
4. Various kinds of flowers, cinnamon, clove, or other materials are fragrant
5. Cotton
6. Two plastic cups
7. Bowl


HOW TO MAKE

1. With the help of teachers, cut one into half of a plastic cup. Pieces of this plastic cup will be a glass lid.
2. Insert the cotton into a glass lid until solid.
3. Prepare a new glass. Fill the glass with alcohol to ¾ cup.
4. Insert the flowers into the alcohol.
5. Cover the glass of alcohol with a glass lid.
6. Ask your teacher for help to light a candle.
7. Boil a glass of alkoholdi of wax. Wait about 20 minutes until the cotton looks wet.
8. Then, peraslah cotton into the bowl. So, be an artificial perfume.


SCIENCE ACTIVITIES

1. Kiss the scent of alcohol-sets sebelumdirebus material. Then, kiss perfume that is so fluid. Is there any difference in smell?
2. Make your favorite fruit perfume the same way.



Adapted from the book Understanding of Science (Tim DoctoRabbit)

Simak

Baca secara fonetik

Kamus - Lihat kamus yang lebih detail

TEORI KOGNITIF

TEORI KOGNITIF

Teori kognitif didasarkan asumsi bahwa kemampuan kognitif merupakan sesuatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. dengan kemampuan kognitif ini, maka anak dipandang sebagai individu yang secara aktif membangun sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.

A. TEORI GESTALT

Max Wertheimer adalah pendiri aliran Gestalt yang lahir di Praha, Jerman pada tanggal 15 April 1880 dan meninggal di New York pada tanggal 12 Oktober 1943. Ia memiliki tentang pengamatan dan problem Solving. Sumbangannya diikuti oleh Kurt Koffka yang lahir di Berlin pada tanggal 18 Maret 1886 dan meninggal di North – ampton, Massachusetts, Amerika serikat pada tanggal 22 November 1941. Koffka menguraikan secara terperinci tentang hukum-hukum pengamatan. Ia menyajikan secara sistematis prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi seperti : persepsi, belajar, mengingat, dan psikologi sosial.

Teori koffka tentang belajar antara lain (a) jejak ingatan adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. (b) perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. (c) latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.

Walfgang Kohler (1887-1950) melanjutkan penelitian Wetheimer dan Koffka dengan meneliti tentang insight pada simpanse.

Konsep penting dalam psikologi Gestalt adalah insight yaitu pengamatan atau pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antara bagian di dalam suatu situasi permasalahan. Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind) adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat-sifat tertentu dan bukan sebagai kumpulan unit data yang terpisah-pisah.

Menurut pandanagan psikologi gestalt, seseorang memperoleh pengetahuan melalai sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam struktur yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami.

B. TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Teori konstruktivistik merupakan pengembangan lebih lanjut dari gestalt. Perbedaannya, pada gestalt permasalahan yang dimunculkan berasal dari pancingan eksternal sedangkan yang konstruktivistik, permasalahan yang timbul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi sendiri oleh siswa.

1. John Dewey

John Dewey adalah seorang filsuf, ahli pendidikan dan psikolog asal Amerika yang lahir di barlington pada tanggal 20 Oktober 1859 dan meninggal di New York pada tanggal 1 juni 1952.

John Dewey dikenal sebagai bapak konstruktivisme. Idenya digunakan sebagai Bapak konstruksivisme dan Discovery Learning. Ia mengemukakan bahwa belajar belajar tergantung pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topic dalam kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain. Belajar harus bersifat aktif, langsung terlibat, berpusat pada siswa (SCL = Student – Centered Learning) dalam konteks pengalaman sosial.

2. Jean Piaget

Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1896, di Neuchatel, Swiss. Ia meninggal di Jenewa pada 16 September 1980.

Teori Piaget adalah menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Bagaimana anak mempelajari cirri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan, serta objek-objek sosial seperti diri, orang tua, dan teman. Bagaimana car anak belajar mengelompokkan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya.

Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realitas. Anak tidak pasif menerima informasi.

Tahap perkembangan berpikir menurut Piaget yaitu

1. Sensorimotorik ( 0 -2 Tahun), ialah periode anak belajar mengenali objek, dan bagaimana ia memanipulasikannya

2. Praoperasional ( 2 – 7 Tahun), selama periode ini anak bisa berpikir berlainan dengan kategori-kategori sederhana.

3. Operasional kongkrit ( 7 – 11 tahun), cara berpikir anak selama tingkat ini menjadi semakin lentur dan kurang egosentris sifatnya dibanding tingkat-tingkat sebelumnya.

4. Operasional formal (12 – 15 tahun), kapasitas kedewasaan dalam penalaran, daya abstraksi dan berpikir secara inpotesis muncul secara berangsur-angsur,

Proses belajar sesungguhnya ada 3 tahapan, yaitu

1. Asimilasi merupakan proses penyatuan atau pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang telah ada ke dalam benak siswa.

2. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif pada situasi yang baru.

3. Disequilibrium dan equilibrium yaitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

3. Jerome Brunner (1915 - )

Profesor Jerome Brunner adalah psikologi berkebangsaan AS, menurutnya belajar adalah proses yang bersifat aktif terkait dengan ide Discovery Learning yaitu siswa berinteraksi dengan lingkungannya melalui eksplorasi dan memanipulasi obyek, membuat pertanyaan dan menyelenggarakan eksperimen.

Brunner mengemukakan bahwa proses belajar lebih ditentukan oleh cara mengatur materi pelajaran dan bukan ditentukan oleh unsure seseorang seperti yang telah dikemukakan oleh Piaget. Brunner menjelaskan perkembangan dalam tiga tahap :

1. Enaktif ( 0 – 3 tahun ) yaitu pemahaman anak dicapai melalui eksplorasi dirinya sendiri dan manipulasi fisik – motorik melalui pengalaman sensori.

2. Ikonik ( 3 – 8 tahun )yaitu anak menyadari sesuatu ada secara mandiri melalui imej atau gambar yang konkrit bukan yang abstrak.

3. Simbolik ( > 8 tahun ) yaitu anak sudah memahami simbol-simbol dan konsep seperti bahasa dan angka sebagai representasi simbol.

4. Lev Vygotsky

Vygotsky adalah seorang filosof Rusia. Istilah yang sering digunakan adalah dampak sosial, scaffolding, dan zone of proximal development ( ZPD ).

Inti konstruktivis Vygotsky adalah interaksi anatara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial dalam belajar.

Pembelajaran berdasarkan scaffolding yaitu memberikan ketrampilan yang penting untuk memecahkan masalah secara mandiri seperti berdiskusi denagn siswa, praktek langsung, dan memberikan penguatan.

Zone of proximal development ( ZPD ) adalah wilayah dimana anak mapu untuk belajar dengan bantuan orang yang kompeten.

APLIKASI TEORI KOGNITIF TERHADAP PEMBELAJARAN SISWA

Menurut teori belajar kognitif, pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.

Cirri-ciri pembelajaran dalam pandangan kognitif adalah sebagai berikut.

(1) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengkaitkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan pengetahuan.

(2) Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.

(3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya untuk memahami suatu konsep siswa melalui kenyataan kehidupan sehari-hari.

(4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru dan siswa-siswa.

(5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

(6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga siswa menjadi menarik dan siswa mau belajar.

Tujuan pendidikan menurut teori belajar kognitif adalah :

a. Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,

b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik.

c. Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai bagi dirinya. Guru berfungsi sebagai fasilitator, dan teman yang membuat situasi menjadi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik

ASESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF

ASESMEN PERKEMBANGAN KOGNITIF

Bermain bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang mengandung karakteristik seperti motivasi intrinsic, memiliki perhatian dan makna,nonliteral,bebas dari aturan dan tekanan dari luar ,aktif dan fleksibel..Bernain merupakan kecenderungan bermain anak merupakan gaya bermain yang fleksibel. Oleh karenanya ,kecenderungan bermainanak dapat dijadiakan sebagai suatu pendekatan untuk meliihat kreatifitas dan fleksibelitas.bermain yang bersifat menantang dan memecahkan masalah bagi anak .bermain bagi anak usia dini merupakan area belajar. Dan butuh waktu bebas untuk bermain dalam rangka mengembangkan multi potensi yang dimilikinya.multi potensi yang dimiliki anak agar dapat dilihat dfan diases tingkat kenajuannya melalui bermain harus memiliki elemen filosofi pengembangan yang terkandung di dalamnya..dengan memperhatikan elemen bermain sebagai area belajar bagi anak usia dini,laka proses asesmen yang dilakukan harus memperhatiakn berbagai macam instrument yang digunakan secara tepat.Hal ini sangat pentinguntuk melihat tingkat perkenbangan anak usia dini secara keseluruhan ,medkipundalam menilai tingkat kemajuan itu tentunya dapat dilakukan secara bagian perbagian dalam kontek holistic.

Asesmen yang dilakukan pada anak usia dini difokuskan pada tiga wilayah yaitu perkembangan bahasa,kognitif-logika, dan motorik.oleh karenanya,indicator dari tiga wilayah tersebut menjadi penting untuk diderkripsikan terlebih dahulu sebelum instrument itu digunakan dan dikembangkan. Selain core pengembangan yang menjadi focus,juga asesmen dalam disertai diarahkan untuk menilai model bermain yang dikembangkan yaitu MBBs,MBBm, dan MBBSa untuk melatih konsenterasi anak .

Permainan untuk mengembangkan kognitif logika bagi anak usia dini berhasil bila dilakukan asesmen dan sesuai dengan matrik perkembangan .dengan demikian ,asesmen yang dilakukan dalam melihat tingkat perkembangan kemanpuan kognitif logika anak usia dini bukan pada sasaran prestasinya,melainkan pada tingkatperkembangna dan kemampuannya yang biasanya berkaitan dengan perasaan yang bersifat verbal dan nonverbal.hal ini terjadi memamui belajar untuk mengasosiasikandan memahami menggambarkan,menganalisis dan menyimpulkan suatu makna dengan komulikasi secara verbal dengan cara melihat dan memilih suatu obyek. Asesmen kognitif-logika ini dapat dilakukan melalui aktifitas bermain sebagai gambaran dalam memilih dan menggunakan berbagai peralatan bermain yang disediakan ,dikembangkan dan disuguhkan kepada nereka.model bermain tersebut dilakukan dengan melinatkan pendengaran, penglihatan, pikiran dan perbuatan.

Model bermain perkembangan kognitif-logika dan indikatornya bagi anak TK

Model bermain

Kompetensi kognitif - logika

Indikator kompetensi

MBBs

MBBm

MBBSa

Anak peka terhadap perbedaan bentuk dan ukuran

Anak terlibat aktif bermain ,dapat memilih bentuk geometri yang berbeda,dapatmenunjukan benda yang memiliki bentuk deometri.

Anak suka membuat pola logis

Amak terlibat bermain ,menyusun balok berdasarkan pola tertentu.

Anak senang bermain dengan angka dan ukurannya.

Anak aktif bermain dapat mengurutkan angka 0-9 dapat mengurutkan ukuran ari kecil kebrsae.

Anak senang berhitung dan mengelompokanya

Anak terlibat aktif bermain,dapat benda yang ditunjuk dapat menghitung langklahnya sendiri,dapat mengelompokkan ukuran benda tertentu.

Anak peka terhadap ukuran panjang,pendek besar, kecil dan senang membandingkan benda sejenis disekitarnya.

anak terlibat bermain dapat menentukan benda yang paling besar diantara benda-benda sejenis dapat berbaris urut sesuai dengan ukuran badan mereka.

Anak suka mengklasifikasi benda berdasarkan bentuk dan peka terhadap bentuk geometri

Anak terlibat aktif bermain dapat membentuk lingkaran berdasarkan bnetuk geometri yang dibawa ,dapat menunjukan benda-benda yang memiliki bentuk geometri

Anak suka terhadap suatu benda dan suka berekperimen dan menbuat estimasi

Anak terlibat aktif bermain ,lnunjukan benda-benda yang melekat pada magnit, antusias melekatkan benda-benda disekelilingnya dengan magnit.

Anak senag menimbang dan mengukur benda-benda disekitarnya.

Anak aktif bermain ,dapat meninbang benda-benda ,membaca angka dengan alat penimbang,daoat mengkurpanjang benda ,tertarik membaca angka dengan alat pengukur

Anak senang dan suka membuat pola

Anak menikmati pernainan,dapat membangun geometri sesuai pola,dapat membentuk pola gambar sesuai contoh ,berkreasi buat pola.

Intrumen asesmen berguna untuk mengungkap timgkat perkembangan kmampuan anak secara valid dan alami .dalam kaitanya dengan pelaksanaan asesmen untuk anak usia dini terdapat beberapa tehnik yang dapat digunakan .misalnya observasi dan pengamatan ,catatan ankdotal,checklist,portopolio dan penilaian autentik.asesemen danak usia dini dikaitkan dengan kecerdasan jamak.

No

Pengembangan

Asesmen Kinerja

keterangan

Kegiatan

Asesmen

1

2

3

4

5

1

kognitif

Mencampur warna

Asesmen kemampuan kognitif

Lima tahapan dalam perkembangan kognitif

1) Penilaian kurang sekali

Catatan :anak tidak bisa menyusun kembali bentuk-bentuk geometri

2) Penilaian kurang

Anak dapat menyusun kembali dua benda bentuk geometri

3) Penilaian cukup

Anak dapat menyusun kembali 5 buah bentuk geometri

4) Penilaian baik

Anak dapat menyusun seluruh benda bentuk geometri

5) Penilaian baik sekali

Anak dapat menyusun seruluh benda bentuk geometri dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Rosyid, Harun,dkk. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Multi Presindo.

Yuliani, Nurani Sujono,dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.

ASSESSMENT OF COGNITIVE

ASSESSMENT OF COGNITIVE

Play for young children is an activity that contain characteristics such as intrinsic motivation, have attention and meaning, nonliteral, free from rules and pressure from outside, active and flexible .. Bernain a tendency to play the child is a flexible style of play. Therefore, the tendency to dijadiakan bermainanak as an approach to creativity and fleksibelitas.bermain meliihat that are challenging and solve problems for children. Play for young children is an area of study. And take time off to play in order to develop a multi-potential dimilikinya.multi potential child to be seen dfan assessed kenajuannya level through play must have elements of philosophy of development contained in it .. with due regard to the element playing as a learning area for young children , laka assessment process undertaken must Noting in a variety of instruments that are used are very pentinguntuk tepat.Hal perkenbangan see the level of early childhood as a whole, medkipundalam assess the level of progress that certainly can be done in the perbagian in the context of holistic.
Assessment undertaken in early childhood is focused on three areas, namely the development of language, cognitive-logic, and motorik.oleh therefore, indicators of the three regions will be important to diderkripsikan before the instrument was used and developed. In addition to the core development focus, assessment to be accompanied also directed to assess the model developed is playing an MBBS, MBBm, and MBBSa to train konsenterasi children.
Games to develop the cognitive logic for early childhood assessment and successful when conducted in accordance with the development matrix. Thus, the assessment carried out in view kemanpuan level of development of early childhood cognitive logic rather than on target achievement, but on tingkatperkembangna and abilities that are usually associated with feelings which is verbal and this happens memamui nonverbal.hal learn to understand mengasosiasikandan describe, analyze and conclude with a meaning komulikasi verbally with how to view and select an object. Cognitive assessment, this logic can be done through the activity of play as an illustration in choosing and using a variety of play equipment provided, developed and presented to nereka.model melinatkan play is done with hearing, vision, thoughts and deeds.


Models play-logic and cognitive development of indicators for kindergarten children



Models play
Cognitive competence - the logic
Indicator of competence



















MBBS







MBBm





MBBSa
Children are sensitive to differences in shape and size of children involved in active play, can select a different geometric shapes, objects that have shape dapatmenunjukan deometri.




Children love to create a logical pattern Amak involved playing, composing beams based on a specific pattern.




Children love to play with numbers and size. Play an active child can sort the digits 0-9 can sort small size kebrsae ari.



Children love to count and mengelompokanya
Children are involved actively playing, to a designated object can calculate langklahnya itself, to classify a particular object size.



Children are sensitive to the length, short major, minor and happy to compare similar objects nearby.
children involved in play can determine the largest object among similar objects to line up sequence according to their body size.
Children love to classify objects based on shape and are sensitive to geometry
Children are involved actively play to form a circle based on geometry bnetuk brought, can show objects that have geometric shapes




Children love to an object and the like berekperimen and actively involved menbuat estimation Children playing, lnunjukan objects attached to the magnet, enthusiastic embed objects around it with a magnet.





Children senag weigh and measure any nearby objects. Active children played, can meninbang objects, read numbers with carpenter tools, daoat mengkurpanjang objects, was interested to read numbers with gauges




Children love and love to make children enjoy pernainan patterns, to build the geometry according to the pattern, to form a pattern according to an example image, creating for the pattern.




Assessment instruments are useful for revealing timgkat child development kmampuan valid and natural. In relation to the implementation of assessment for early childhood, there are several techniques that can be used. For example, observation and observation, ankdotal notes, checklists, and portfolio assessment early age is associated autentik.asesemen danak with multiple intelligences.
No description Performance Assessment Development
Assessment Activities
1 2 3 4 5
A cognitive Mixing colors

Assessment of cognitive ability
Five stages in cognitive development
1) Assessment of approximately once
Note: children can not reconstruct the geometric shapes
2) The assessment is less
Children can reconstruct two geometry objects
3) Assessment enough
Children can develop back 5 pieces of geometry
4) Rating good
Children can arrange the entire object geometry
5) Rating excellent
Children can sort objects seruluh geometric shapes quickly.



















REFERENCES

Rosyid, Aaron, et al. 2009. Childhood Development Assessment Dini.Yogyakarta: Multi Presindo.

Yuliani, Conscience Sujono, et al. 2007. Cognitive Development Method. New York: Open University.

Simak

Baca secara fonetik

Kamus - Lihat kamus yang lebih detail